Selamat datang
Menu Pilihan Kami
Minggu, 05 Januari 2014
BambangChezka.blogspot.com - Sejak tahun lalu, PT Pertamina sudah menggulirkan rencana menaikkan harga gas elpiji non subsidi atau 12 kg. Namun berkali-kali di tolak pemerintah dan DPR.
Wacana yang digulirkan Februari 2013, Pertamina berencana menaikkan harga gas elpiji sebesar Rp 25.400 per tabung atau menjadi Rp 95.600 per tabung. Tapi rencana ini akhirnya urung dilakukan lantaran pada saat bersamaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga berencana menaikkan tarif dasar listrik (TDL).
Pertamina menuruti saran pemerintah dengan menunda rencana kenaikan harga gas elpiji agar tidak semakin memberatkan masyarakat.
Setelah wacana ini lama menghilang, ternyata Pertamina diam-diam sudah menaikkan harga gas elpiji 12 kg. "Masyarakat tidak diberi tahu kalau harga gas yang 12 kg sudah naik. Kita tahu setelah beli gas ternyata lebih mahal," ujar Tuti, ibu rumah tangga yang berdomisili di di daerah Tangerang Selatan, Kamis (5/12).
Tuti harus merogoh kocek sekitar Rp 92.000 untuk mendapat gas 12 kg. Dia menuturkan, masyarakat tahu kenaikan harga gas elpiji 12 kg dari agen penjual gas. Konsumen mengira harga gas 12 kg batal dinaikkan tahun ini karena ada kebijakan kenaikan tarif listrik.
"Kita rakyat kecil kan tidak tahu apa-apa. Sudah listrik naik, sekarang gas naik, ya makin berat," katanya.
Pertamina ternyata menaikkan harga gas elpiji 12 kg terhitung mulai 1 Desember 2013. Harga gas elpiji 12 kg naik Rp 4.000 per tabung. Besaran kenaikan tidak seperti rencana awal. Pertamina mengalihkan beban distribusi dan biaya pengisian pada filling station gas elpiji 12 kg kepada konsumen. Besaran kenaikan harga ditetapkan berdasarkan jarak distribusi elpiji dari pusat pengisian. Kenaikan harga berkisar antara Rp 300 sampai Rp 600 per kilo gram.
"Mulai 1 Desember itu dialihkan untuk distribusi dari Pertamina ke konsumen. dan juga biaya pengisian (billing station) itu dialihkan ke konsumen, untuk di Jawa. Luar Jawa sudah naik sebelumnya," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya di Jakarta, Rabu (4/12).
Alasan Pertamina menaikkan harga gas elpiji tetap sama. Beban kerugian yang harus ditanggung Pertamina dari penjualan gas elpiji sangat besar, sehingga harga gas perlu dinaikkan. Tapi ternyata, kenaikan harga gas elpiji 12 kg juga tidak serta merta menghapus kerugian yang harus ditanggung Pertamina.
Sebab, kenaikan tersebut tidak mengubah harga jual elpiji menuju zona keekonomisan. "Sebetulnya kalau untuk mengurangi kerugian, ya naik Rp 5.000 per Kg," katanya.
Hanung mengatakan, jika ingin sesuai harga keekonomisan, seharusnya elpiji 12 kg naik sebesar Rp 10.000 per kg. "Expected, tahun ini masih rugi sekitar Rp 6 triliun untuk LPG 12 Kg," ucapnya.
Selain itu, Hanung merinci, Pertamina hanya mendapat keuntungan sekitar Rp 30 miliar. Ini karena nilai kenaikan yang ditetapkan hanya sebesar Rp 300 per Kg.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar